TANTANGAN SEGREGASI BAGI HIDUP BERSAMA DI KOTA AMBON

Ignasius Samson Sudirman Refo, MA

Abstract


Tulisan ini adalah sebuah usaha untuk merefleksikan realitas segregasi masyarakat Kota Ambon, yang disadarkan pada agama. Akibat dari situasi ini adalah 1) individu-individu komunitas agama akan berpotensi menekankan identitas keagamaannya, yang ditandai dengan kecenderungan untuk membela, menjaga dan mempromosikan kepositifan agamanya; 2) Individu-individu ini dapat menjadi sangat sensitif dalam mengidentifikasi dan mendefinisikan ancaman-ancaman dari komunitas agama lain; dan 3) Jika salah satu komunitas beragama saja berorientasi segregasi, maka hubungan yang terjadi dapat bersifat konfliktual. Untuk meminimalisir akibat situasi segregatif ini: 1) Pemerintah perlu menyikapi segregasi dengan terus memperbanyak ruang-ruang publik demi terciptanya perjumpaan dan komunikasi antar individu dari komunitas yang berbeda; 1) pemerintah perlu mengusahakan penyadaran tentang multikulturalisme; 3) para pemimpin dan para pemuka agama harus berwawasan inklusif; dan 4) Kesetaraan sesama warga kota harus tetap dipertahankan, yang tampak dalam sikap saling menghormati.

Keywords


Segregasi, konflik, identitas sosial dan identitas keagamaan

References


Barbra, L., “Resettling Peoples, Redressing Histories: Chalenging Answers to the Land Question in Namibia and Netherlands”, dalam Macalester International 22, 2009, pp. 1-25.

Berry, J. W.. “Acculturation: Living successfully in two cultures”, dalam International Journal of Intercultural Relations, 29 (6), 2005, pp. 697–712. doi:10.1016/j.ijintrel.2005.07.013

Branscombe, N., Ellemers, N., Spears, R., dan Doosje, B.. “The context and content of social identity threat”, dalam N. Ellemers, R. Spears, dan B. Doosje (Eds.), Social identity,: Context, commitment, content. Oxford: Blackwell, 1999. pp. 35–58.

Chang, W, “Regarding Ethnic and Religious Conflict” dalam C.S. Bamualin, K. Helmanita, A. Fauzia dan E. Kusnadiningrat (eds.) Communal Conflict in contemporary Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa dan Budaya, 2002. pp. 33-42

Djajadi, I., “Kekerasan Etnik dan Perdamaian Etnik: Menelaah Penyelesaian Tindak Pidana Lintas Etnik di Kalimantan Barat 1999-2003”, Jurnal Sosiologi Msayarakat No. 13 2004.

Ellemers, N., Kortekaas, P., dan Ouwerkerk, J. W. (1999). “Self-categorisation, commitment to the group and group self-esteem as related but distinct aspects of social identity”, dalam European Journal of Social Psychology, 29, 371–389.

J.P. Wiseman dan I. Salehyan, “Violence and Ethnic Segregation: A Computational Model Applied to Baghdad”. Tulisan ini dipresentasikan pada The New Faces in Political Methodology III Conference. Pennsylvania State University, 1 May 2010.

J.S.Furnivall, Colonial Policy and Practice: A Comparative Study of Burma and Netherlands India (New York: New York University, 1956).

M.A. Qadeer “Ethnic Segregation in a Multicultural City: The Case of Toronto Canada” dalam CERIS Working Paper No. 28. Toronto: CERIS, 2003.

Olzak, Shanahan dan McEneaney, “Poverty, Segregation and Rice Riots: 1960-1993, dalam American Sociological Revieuw 61 (4), 1996, pp. 590-613.

Stephan, W. G., Ybarra, O., & Morrison, K. R.. “Intergroup threat theory”, dalam T. Nelson (Ed.), Handbook of prejudice. Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaum Associates, 2009. pp. 309–332.

Tajfel, H., dan Turner, J. C.. “An integrative theory of intergroup conflict”. dalam W. G. Austin dan S. Worchel (Eds.), The social psychology of intergroup relations (pp. 33–47) Brooks-Cole. Retrieved fromhttp://dtserv2.compsy.unijena.de/ss2009/sozpsy_uj/ 86956663/content.nsf/Pages/58BD3B477ED06679C125759B003B 9C0F/$FILE/Tajfel Turner 1979.pdf.

Tajfel, H., dan Turner, J. C.. “An integrative theory of intergroup conflict”. dalam W. G. Austin dan S. Worchel (Eds.), The social psychology of intergroup relations (pp. 33–47) Brooks-Cole. Retrieved from http://dtserv2.compsy.unijena.de/ss2009/sozpsy_uj/86956663/ content.nsf/Pages/58BD3B477ED06679C125759B003B9C0F /$FILE/Tajfel Turner 1979.pdf.

Tesser. “Toward a self-evaluation maintenance model of social behavior”, dalam Advances in Experimental Social Psychology, 121, (1988). p. 181.

Turner, J., Oakes dan Penny (1986), “The Significance of the social identity for social psychology with reference to individualism, interactionism and social influnces”, dalam British Journalof Social Psychology. 25 (3) hlm. 237-252.

Verkuyten, M. “Support for Multiculturalism and Minority Rights: The Role of National Identification and Out-group Threat”, dalam Social Justice Research, 22 (1), 2008, pp. 31–52.

Watloly A., dkk., Perdamaian Berbasis Adat Orang Basudara (Yogyakarta: Kanisius, 2016).




DOI: https://doi.org/10.47025/fer.v3i2.32

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 Creative Commons License

This Journal Fides et Ratio is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.