MEMAKNAI SEKSUALITAS KATOLIK DALAM KONTEKS SKANDAL SEKSUAL PARA IMAM

Petrus Fransiskus Kowarin

Abstract


Purpose of this study is to find out meaning, reality and impact of sexual scandals. It is also to examine reaction of the Catholic church in facing this issue. The method used in this research is a qualitative method with a phenomenological study approach. The phenomenological study approach used as a scalpel to understand the problem of sexual abuse, and to interpret sexuality in that context, as well as to look at response of the Church in this case.

This study underlines several points. First, sexual abuse by priests is an emerging currently topic. Priests committed many sexual scandals and it is exposed in public. The Church apparently tends to protect priests, the perpetrators of crimes than victims. Second, the problem of sexual abuse has a negative impact on victims physically, biologically, psychologically, and spiritually. Third, the Church takes wrong step in resolving the sexual abuse by priests. The church seem protects the victim, but at the same time saves its priest, and even intimidates victims who dare to expose the case in public. Fourth, sex and human instinctive life are good. God gives it to us, and human uses it with the consciousness of the human person. In addition, clergy needs to realize and reflect more on vow of chastity as a pastoral minister. They also have to see value of life, dignity and freedom of the human person.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang realitas dan dampak dari skandal seksual; untuk mengetahui sikap atau tindakan Gereja menyikapi persoalan ini serta untuk mengetahui makna seksualitas dalam konteks realitas skandal tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode kualitatif dengan pendekatan studi fenomenologi. Pendekatan studi fenomenologi ini digunakan sebagai pisau bedah untuk melihat dan memahami permasalahan sexual abuse serta sikap Gereja Katolik dalam menanggapi kasus tersebut dan mencoba untuk memaknai seksualitas dalam persoalan tersebut. Adapun hasil dari penelitian ini adalah pertama, sexual abuse oleh para imam menjadi suatu topik yang mengemuka saat ini. Hal ini disebabkan lewat terungkapnya banyak kasus skandal seksual. Kasus ini menjadi suatu pukulan untuk Gereja Katolik karena dipandang tidak mampu melindungi mereka yang menjadi korban dari kejahatan para imam sebaliknya melindungi para imam sebagai pelaku kejahatan. Kedua, permasalahan sexual abuse membawa dampak untuk korban yang mengalami gangguan secara fisik-biologis, tetapi juga secara psikologis dan spiritual. Ketiga, dengan melihat persoalan ini, sikap Gereja yakni umumnya melindungi korban dari sexual abuse ini, tetapi langkah diambil dipandang keliru dan menimbulkan banyak pertanyaan lagi sehingga otoritas Gereja mengambil tindakan yang dipandang di satu sisi Gereja tegas dengan menjerat pelaku, tetapi juga di pihak lain melindungi pelaku pelecehan seksual. Para korban berani tampil di depan publik, maka Gereja mencabut kerahasiaan tersebut. Keempat, seks dan kehidupan naluriah manusia itu baik. Tuhan memberikannya untuk disalurkan sesuai dengan kesadaran pribadi manusia. Sehingga perlu untuk menyadari kembali kaul kemurnian sebagai pelayan pastoral. Tetapi juga menyadari kembali akan kehidupam, martabat dan kebebasan pribadi manusia.


Keywords


Seksualitas, Penyimpangan seksual, Pelayanan, Pastoral, Gereja

References


a. Jurnal dan Buku

- Tinambunan, Edison R. L. “Formasi Berkelanjutan: Membermaknakan Kekinian Imamat,” dalam Studia Philosophica et Theologica, No. 1. 2020.

- A.W.R. Sipe Celibacy in Crisis A Secret World Revisited, New York: Brunner-Rouledge, 2003.

- John W. Creswell, Penelitian Kualitatif Dan Desain Riset: Memilih Di Antara Lima Pendekatan, 3rd ed. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015).

- Agustinus Tri Edy Warsono. Krisis sexual abuse di USA dan Pembelajaran bagi Gereja Indonesia. (Lumen Veritatis: Jurnal Teologi dan Filsafat Volume. 10 Nomor 2 April 2020).

- J. Verkuyl, Etika Seksuil Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012.

- Anne Krabill, Hershberger Seksualitas: Pemberian Allah. Jakarta: Gunung Media, 2008.

- Superno, Saat Jubah Bikin Gerah 1. Yogyakarta: Kanisius, 2007.

- Yohanes Driyanto (terj). Vox Estis Lux Mundi: Motu Proprio Paus Fransiskus. Jakarta: Dokpen KWI, 2019.

- Konsili Vatikan II. Gaudium et Spes. Jakarta: Obor, 1993.

b. Internet

- https://www.dokpenkwi.org/2018/08/27/surat-paus-fransiskus-kepada-umat-allah-tentang-pelecehan-seksual-oleh-para-klerus/. Dirilis pada tanggal 27 Agustus 2018.

- https://www.dw.com/id/uu-baru-vatikan-perberat-hukuman-pelecehan-seksual/a-57752526. Dirilis pada Tanggal 02.06.2021

- “3.000 Anak Alami Pelecehan Seksual di Gereja Katolik Prancis”. https://www.beritasatu/dunia/6465093000-anak-alami-pelecehan-seksual-di-gereja-katolik-prancis

- “Skandal Pelecehan Seks: Film Dokumenter Dirilis, Uskup Agusng Polandia Minta Vatikan Selidiki Tudingan Pelecehan Seksual di Gereja Katolik”. https://www.bbc.com/indonesia/dunia-52696118

- “3.200 Imam Gereja Katolik Prancis Paedofil, Lecehkan Anak,” CNN Indonesia (Jakarta, 2021).

- https://www.cnnindonesia.com/internasional/20211004113418-134-703014/3200- imam-gereja-katolik-prancis-paedofil-lecehkan-anak

- https://www.bbc.com/indonesia/dunia-45254160




DOI: https://doi.org/10.47025/fer.v7i1.86

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 Creative Commons License

This Journal Fides et Ratio is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.