Budaya Leles Orang Manggarai Sebagai Suatu Fenomena Sosial Dalam Terang Filsafat Metafisika Heidegger

Raimundus Awur

Abstract


Fokus penelitian ini membahas fenomena (sosial) budaya Leles Orang Manggarai dalam konteks perubahan sosial yang disebabkan oleh pengaruh teknologi modern. Kondisi saat ini menunjukkan penurunan kebersamaan dan kerja sama dalam budaya ini. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode telaah pustaka, wawancara, dan pendekatan filosofis Heidegger untuk menjelaskan perubahan dalam budaya kerja sama ini. Hasil telaah pustaka dan wawancara mengungkapkan dinamika budaya Leles yang telah mengalami transformasi akibat interaksi dengan teknologi modern. Hal ini berdampak pada penurunan nilai-nilai kebersamaan dan kerja sama yang sebelumnya kuat dalam masyarakat Manggarai. Dalam konteks filosofis Heidegger, penelitian ini mengkaji implikasi metafisika terhadap budaya Leles yang telah mengalami perubahan tersebut. Hasil penelitian kualitatif ini memberikan wawasan tentang bagaimana teknologi modern telah memengaruhi budaya dan nilai-nilai sosial, serta bagaimana pemikiran Heidegger dapat digunakan untuk merenungkan perubahan dalam masyarakat. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam memahami dampak teknologi terhadap budaya dan kerja sama dalam masyarakat Manggarai. Yang perlu digarisbawahi di sini bahwa kajian ini tidak dimaksudkan, meneliti Masyarakat manggarai seluruhnya (siapa itu masyarakat Manggarai), dan juga tidak mengulas fenomena sosial secara universala seperti halnya teori sosiologi. Tetapi lebih menekankan manfaat sosial dari budaya Leles. Fenomena sosial hadir sebagai wadah refleksi dalam konteks ini.


Keywords


Budaya—Leles, (Orang Manggarai), Fenomena Sosial, Heidegger

References


Adon, M. J. 2021). Folkways Lonto Leok Budaya Manggarai Dalam Terang Pemikiran William Sumner Tentang Masyarakat Sebagai Kerjasama Antagonistic. Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS) 4 (1): 411–21.

Aenulguri, D, R, Yuli, A H. 2023. “Tantangan Eksistensi Manusia Di Era Inovasi Metaverse Melalui Eksistensialisme Martin Heidegger. Jurnal; Gunung Djati Conference Series 19: 505–16.

Antonius A. G., Antonia, P. Yuni W., dan Yohanes B. (2002). Relasi Dengan Sesama; Caracter Building II. Jakarta: Gramedia.

Asman, A. dan Armada R, (2022). Budaya Ngelong Suku Kasong Manggarai Dalam Terang Filsafat Dialogis Martin Buber Ngelong Culture of the Kasong Manggarai Tribe in the Light of Martin Buber’S Dialogical Philosophy. Jurnal Masyarakat Dan Budaya 24 (1): 105–21.

Dawami, Angga K., dan Muhammad R. (2021). Fenomenologi Desain: Pengungkapan Pengalaman Desainer Dalam Desain Komunikasi Visual. Jurnal, Human Narratives 2 (2): 108–20.

Deki, Kanisius T,. (2011). Tradisi Lisan Orang Manggarai, Membidik Persaudaraan Dalam Bingkai Sastra. Jakarta Selatan: Parrhesia Institute.

Drianus, O., (2018). Manusia Di Era Kebudayaan Digital. Mawa’Izh: Jurnal Dakwah Dan Pengembangan Sosial Kemanusiaan 9 (2): 178–99.

Hardiman, F., B., (2003). Heidegger Dan Mistik Keseharian, Suatu Pengantar Menuju Sein Und Zeit. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia (KPG).

Helwig, N., E., Sungjin H., dan Elizabeth T., H.. Waktu dalam pemikiran martin Heidegger, 254–67.

Izman. (2022, 5 April) Leles, Tradisi Gotong-Royong Ala Manggarai Yang Tak Lekang Oleh Waktu. Patrolipost.Com, hal. 1

Liana, F., Harsawibawa A, (2023). Building Dan Dwelling Dalam Arsitektur Kontemporer : Interpretasi Pemikiran Martin Heidegger 4 (3): 1875–88.

Lon, Yohanes S., Inosensius Sutam, Fransiska Widyawati, Bonefasius Rampung, Eliterius Sennen, Stanislaus Tatul, Bernadeta Dudet, et al. 2020. Kamus Bahasa Indonesia - Manggarai.

Mu’ammar, Moh N. (2017). Analisis Fenomenologi Terhadap Makna Realita “Jurnal Studi Agama Dan Masyarakat Volume 13, Nomor 1, Juni 2017.” 13: 120–35.

Riyanto, Armada 2013. Menjadi-Mencintai, Yogyakarta; Kanisisus.

Riyanto, A., Marcelius A., C, Paulus P., W,. (2011). Aku Dan Lyan, Kata Filsafat Dan Sayap. Malang: Widya Sasana Publikasi.

Riyanto, A., (2017). Berfilsafat ‘Being and Time’ Martin Heidegger. Studia Philosophica et Theologica 17 (1): 1–33. http://ejournal.stftws.ac.id/index.php/spet/article/view/35.

Setyo, A, dan Wibowo. (2021) Heidegger Dan Bahaya Teknologi.” Jaqfi: Jurnal Aqidah Dan Filsafat Islam 6 (2): 221–42. https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/jaqfi/article/view/15841.

Sugiyono, (2022). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung; ALFABETA.

Sujarwa. (1999). Manusia Dan Fenomena Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tjahyadi, S., (2016). Manusia Dan Historisitasnya Menurut Martin Heidegger. Jurnal Filsafat 18 (1): 51–63.

Wahid, L., A., (2022). Filsafat Eksistensialisme Martin Heidegger Dan Pendidikan Perspektif Eksistensialisme. Pandawa 4 (1): 1–13. https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/pandawa/article/view/1403.




DOI: https://doi.org/10.47025/fer.v9i2.128

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 Creative Commons License

This Journal Fides et Ratio is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.