Urgensi Dialog Dalam Menjembatani Hidup Beragama di Indonesia (Telaah Filosofis menurut Armada Riyanto)

Sonideritus - Bandung

Abstract


Tulisan ini meletakkan fokus pada dimensi dialogalitas, persahabatan dan pluralisme agama di Indonesia. Dialogalitas menjadi jembatan yang baik untuk menyeberangi manusia menuju kesadaran baru akan pentingnya membangun persaudaraan yang sejati antara satu dengan yang lain. Cetusan dari persahabatan itu akan dibuktikan dalam situasi, relasi, dan cara hidup manusia sehari-hari. Daya pikat persahabatan kiranya juga diidentikkan sebagai obat penenang bagi segala perbedaan yang melekat dalam diri manusia, baik dari segi  budaya, agama, ras, dan sebagainya. Negara Indonesia yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda, mesti memerankan persahabatan yang baik untuk merangkul segenap perbedaan yang ada dan tak terkecuali mengenai agama. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah metode kepustakaan dengan dielaborasi dari berbagai macam buku sumber. Terutama berkaitan dengan tema persahabatan dan pluralisme agama. Diinterpretasi secara spesifik dari buku “Relasionalitas.” Studi ini menemukan bahwa persahabatan adalah hal yang mutlak untuk terus digemakan di tengah arus perbedaan yang semakin kental. Disaat ada agama yang masih primitif, tidak mau berdialog atau membuka diri terhadap agama-agama lain, justru saat itulah kesempatan yang paling baik untuk menengok, berintrospeksi diri mengenai kepercayaan yang sedang dianut.


Keywords


Persahabatan, Agama, Dialogalitas

Full Text:

PDF

References


Armada Riyanto. Menjadi-Mencintai (Yogyakarta:Kanisius,2013)

Adeney, Bernard T. Etika Sosial Lintas Budaya. Yogyakarta:Kanisius. 2000

Armada Riyanto. Dialog Interreligius. Yogyakarta:Kanisius. 2010

Armada Riyanto.Spiritualitas Daun Kering. Malang:Widya Sasana Publication. 2017

Armada Riyanto. Relasionalitas. Yogyakarta:Kanisius. 2018

Armada Riyanto. Asal Usul Liyan, Seri Filsafat Teologi Widya Sasana: Mengabdi Tuhan dan Mencintai Liyan, hal 83, 27:26, 2017.

A.M.Hendropriyono, Terorisme: Fundamentalis Kristen, Yahudi, Islam. Jakarta: Kompas, 2009

Frans Ceunfin & Felix Baghi (Ed.),Mengabdi Kebenaran . Maumere:Ledalero,2005

Hardiman, Budi. Kritik Ideologi: Menyingkap Pertautan dan Kepentingan Bersama Jurgen Habermas. Yogyakarta:Kanisius. 2009.

Hadi, P. Hardono. Jati Diri Manusia : Berdasar Filsafat Organisme Whitehead. Yogyakarta:Kanisius, 1996.

Bhikhu Parekh, Rethinking Multiculturalism: Keberagaman Budaya dan Teori Politik, (judul asli. Rethinking Multiculturalism. Cultural Diversity and Political Theory). Penterj, Bambang Kukhu Adi (Yogyakarta: Kanisius, 2008)

Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi keempat, (Jakarta: Gramedia, 2008)

Kevin, O’Donnell, Sejarah Ide-Ide, Yogyakarta:Kanisius, 2009

K. Bertens, Pengantar Etika Bisnis, Yogyakarta:Kanisius. 2000

Suseno. Franz Magnis, 12 Tokoh Etika Abad ke-20. Yogyakarta:Kanisius. 2000.

Suseno. Franz Magnis, Pijar-Pijar Filsafat. Yogyakarta:Kanisius. 2005.

Soedjatmoko. Etika Pembebasan. Jakarta:Obor. 1984

Peter Bruno Sarbini, Wajah Agama yang Bringas Diruang Publik, dlm Dr. Alphonsus Tjatur Raharso, dkk (edt), Mengabdi Tuhan dan Mencintai Lyan: Penghayatan Agama Diruang Public yang Plural, (Malang: STFT Widya Sasana, 2017)

Internet

Bdk.https://id.wikipedia.org/wiki/Fransiskus_Xaverius_Eko_Armada_Riyanto.

Bdk. https://islami.co/kisah-persahabatan-pahlawan-bangsa-yang-berbeda-agama.




DOI: https://doi.org/10.47025/fer.v8i1.116

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 Creative Commons License

This Journal Fides et Ratio is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.